Makassar 27 Januari 2014, HMTP FTI-UMI : Bersumber dari Energitoday.com diberitakan bahwaWakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Susilo Siswoutomo
menegaskan ledakan yang terjadi pada tambang batubara di Desa Parambahan
dan Desa Batu Tanjung,
Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto, Sumatera
Barat yang meledak pada Jumat kemaren, disebabkan karena gas metana.
Menurutnya, lokasi tambang memang cukup berbahaya bagi keselamatan para
pekerja karena beberapa waktu lalu juga pernah terjadi insiden serupa,
sehingga Kementerian ESDM akan mengevaluasi keberadaan tambang ini.Informasi yang diterimanya satu orang sudah ditemukan tewas dan empat orang pekerja lainnya juga masih tertimbun longsor akibat ledakan gas metana. Namun dilihat dari waktu kejadian dan lebih dari 20 jam korban tertimbun maka kecil kemungkinan untuk selamat.
Dirjen Minerba KESDM Sukhyar mengatakan, pihaknya akan melakukan investigasi terkait insiden tambang batubara Sawalunto, karena tambang bawah tanah dari Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Dasrat Sarana Arang Sejati yang bekerjasama dengan PT Meyer.
Sukhyar mengatakan, pihaknya sudah mengirim tim ke lokasi kejadian, untuk melakukan evaluasi dan investigasi,. “Kita tunggu saja hasil investigasi seperti apa, apakah karena human error atau karena faktor alam,” ujarnya.
Menurutnya di lokasi yang sama pernah terjadi insiden serupa dua kalil.
PT Dasrat Sarana Arang Sejati yang bekerjasama dengan PT Meyer sudah mengantongi Izin Usaha Pertambangan (IUP) skala kecil dari Walikota Sawalunto, mulai tahun 2006 hingga 2015 mendatang, dengan luas sekitar 100 hektar, dengan produksi rata-rata produksi sekitar 6 ribu ton perbulan, dengan tingkat kalori yang cukup tinggi antara 5 ribu hingga 6 ribu kalori. Lokasi tambang Sawalunto merupakan sisa tambang dari PT Bukit Asam yang di alihkan kepada PT Dasrat Sarana Arang Sejati.
Sumber : http://energitoday.com