Makassar Jum'at 2 Mei 2014, HMTP FTI-UMI : Bersumber dari tambang.co.id diberitakan bahwa Sebuah pembangkit listrik berkapasitas 1.320 MW dibangun
di Moheshkhali, Bangladesh. Setiap hari, pembangkit yang dibangun oleh
perusahaan Cina ini membutuhkan batu bara 11.000 ton. Batu baranya
didatangkan dari luar negeri, termasuk Indonesia.
Penandatanganan rencana pendirian pembangkit listrik itu dilakukan
Abduhu Ruhullah, Kepala Badan Pengembangan Listrik Bangladesh, dan Zhao
Longjun, Direktur Utama Perusahaan Huadian Hong Kong Cina. Bangladesh
Power dan perusahaan Cina itu akan bersama-sama membangun dua unit
pembangkit berkapasitas 2x660 MW, selesai pada 2019.Kata Abduhu, perusahaan Cina itu akan membangun pembangkit dengan teknologi terbaru, sehingga memenuhi syarat lingkungan. Areal yang diperlukan 550 hektare. Biaya pembangunannya sedang dihitung. Bahan bakarnya berupa batu bara. Selain dari Indonesia, pemasok lainnya adalah Afrika Selatan, Australia, dan Mozambik.
Bangladesh dan Cina akan membiayai masing-masing 30% dari kebutuhan dana, sisanya didapatkan dari sumber lain.
Ini merupakan pembangkit kedua yang dibangun pemerintah Bangladesh bersama pemerintah Cina. Sebelumnya, BUMN Bangladesh, Perusahaan Pembangkit Listrik Barat Laut mencapai kesepakatan dengan BUMN Cina, Perusahaan Ekspor Impor Mesin Nasional, untuk membangun pembangkit listrik 1.320 MW di Patuakhali.
Kata Abduhu, pemerintah Bangladesh telah memulai pembebasan lahan 5.000 hektare di Moheshkhali, sehingga bisa membangun beberapa pembangkit lain, dengan total 9.000 MW. Masalah yang harus diselesaikan adalah memindahkan penduduk, dan mencarikan tempat tinggal yang baru.
Kata Taufiq-e-Elahi Chowdhurry, Penasihat Perdana Menteri untuk Listrik, Energi, dan Sumber Daya Mineral, pihaknya telah meminta perusahaan Cina menyelesaikan pembangunan pembangkit tahap pertama dalam tiga tahun ke depan.
''Proyek ini prioritas penting bagi Bangladesh,'' katanya.
Menteri Luar Negeri Abdul Hassan Mahmood Ali mengatakan, dua perusahaan terkemuka di dunia, McKinsey & Company dan lembaga pemeringkat Moody menyatakan, pembangunan pembangkit listrik merupakan hal mendesak yang harus dilakukan pemerintah Bangladesh.
''Kami mencapai kapasitas 10.000 MW tahun lalu. Pada 2030 kami akan mencapai 39.000 MW,'' katanya.
Sumber : http://tambang.co.id