Perusahaan Gas Kompak Ingin Bangun Infrastruktur

Jakarta-TAMBANG. Minimnya pembangunan infratruktur dianggap sebagai salah satu faktor yang membuat industri gas bumi di Indonesia berjalan lambat. Pemerintah hingga kini selalu menjadikan hal tersebut sebagai kambing hitam atas ketidakjelasan harga gas yang dinilai sulit menemukan nilai keekonomiannya. Keinginan untuk membangun saran infrastrukur pun selalu terhambat di persoalan dana.


Menanggapi hal itu, sejumlah pelaku usaha minyak dan gas bumi mengaku siap meningkatkan pembangunan infrastruktur dan pemanfaatan gas bumi tanpa harus membebani keuangan negara karena sudah memiliki kemampuan dan pengalaman.

Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko PGN, Wahid Sutopo, mengatakan selama ini perseroan selalu membangun infrastruktur gas secara mandiri. Apalagi, saat ini PGN juga mulai mengakuisisi sejumlah blok migas yang dimiliki perusahaan asing untuk menjaga ketahanan pasokan energi nasional.

“Kalau diberikan kepercayaan untuk mengelola gas bumi, PGN siap membangun infrastruktur gas agar pemanfaatannya dapat dinikmati masyarakat,” katanya (8/11).

Perusahaan BUMN itu kini telah membangun 6.000 kilometer pipa gas di beberapa wilayah. Selain itu, PGN juga membangun floating storage regasification unit (FSRU) dan menyiapkan mobile refueling unit (MRU) untuk mendukung kebijakan konversi bahan bakar minyak ke gas.

Wahid mengungkapkan perseroan telah menyalurkan 1.600 juta kaki kubik per hari (MMscfd) atau setara dengan 250.000 barel minyak per hari. Menurutnya dengan cara ini perusahaannya ikut berkontribusi pada produk domestik bruto (PDB) nasional sebesar Rp 200 triliun hingga Rp300 triliun.

Sementara itu, Presiden Direktur PT Pertamina Gas (Pertagas) Hendra Jaya juga mengakui hal serupa. Pihaknya tengah menggarap sejumlah proyek infrastruktur gas, guna menekan penggunaan BBM sebagai sumber energi primer dalam proses produksi di dalam negeri.

Sejumlah proyek yang sedang digarap Pertagas antara lain pipa Arun-Belawan, revitalisasi kilang arun menjadi terminal penerima gas alam cair, liquefied petroleum gas (LPG) Plant di Jambi, Pipa Gresik-Semarang dan Cirebon-Semarang, CNG storage di Semarang, dan Mini LNG Salawati.

Setali tiga uang, Direktur Gas PT Pertamina (Persero) Hari Karyuliarto mengatakan pihaknya siap mengikuti tender pengembangan infrastruktur pipa gas yang akan dilakukan pemerintah. Perusahaanya pada tahun depan akan mengalokasikan 30% dari total anggaran investasi Direktorat Gas untuk membangun jaringan pipa baru di wilayah Jawa dan Sumatra.

“Tahun depan anggaran investasi Direktorat Gas Pertamina sekitar US$ 1 miliar, jadi kami akan mengalokasikan sekitar 30% dari situ untuk membangun pipa gas baru,” katanya.

Sumber :Majalah Tambang
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar :

Posting Komentar